Kamis, 17 November 2011

Peristiwa Pagi Hari

              Aku tertegun pagi itu melihat seorang gadis kecil yang kutaksir berumur 9 tahunan sedang mengayuh sepeda di antara rapatnya jalanan kota Surabaya. Ia mengenakan seragam merah putih yang sudah lusuh. Sepedanya tampak tua, kutahu dari derat gesekan antara plang besi setirnya. Bukan apa-apa, tapi aku merasa cukup iba. Di hiruk pikuk kota metropolitan ini masih saja ada anak dengan keterbatasan ekonomi yang mau mementingkan pendidikan, meskipun sebenarnya berat karena biaya sekolah yang semakin menghadang. Hebatnya lagi, ia membonceng adiknya yang masih TK dengan sikap tenang. Kayuhannya tidak begitu kencang, sudah jelas karena berat adiknya yang cukup menguras tenaga. Mobil-mobil mewah memojokkannya ketika lampu berubah merah, ia berhenti dan menahan beban sepeda -juga adiknya- dengan satu kaki. Kulitnya nampak kering dan kusam, guratan otot nampak terlalu menonjol keluar. Sepertinya ia sudah terbiasa dengan kondisi ini. Ini wajah kotaku sebenarnya, di antara banyak wajah yang dielu-elukan. Peristiwa pagi itu menjadi salah satu pelajaran terpenting untukku. Yah, aku bersyukur karena masih memiliki begitu banyak keberuntungan, dan semangat yang seharusnya terus aku miliki dalam mencari ilmu. Aku tahu, suatu saat gadis itu akan menjadi orang sukses.

              Aku tak tahu siapa gadis itu, tapi aku tahu ia memiliki semangat besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar